Hasil itikaf hanya bisa bertahan 2 hari di Masjid BI. Qiyamul Lail selama 3 jam dengan 3 juz sekaligus cukup membuat badan ini lelah dan masuk angin. Tadi malam aku dan Ajeng memutuskan sahur dirumah. Istirahat dari itikaf untuk menyiapkan stamina menghadapi interview sore ini dengan Boston Consulting Indonesia, perusahaan konsulting manajemen terbesar didunia. Apalagi nanti malam akan ada bagi bingkisan lebaran ke anak-anak madrasah.
Sahur bersama mama dan Ajeng tadi sangat membuat aku... Emosi. Aku keluar kamar terakhir ketika pembicaraan mama dan Ajeng sudah dimulai.
"Ngapain pake catering?" kata Ajeng ke mama
"Gak tau, udah keputusannya begitu" kata mama.
Otak aku belum memahami 100% apa yang sedang mama dan Ajeng bicarakan.
"OK, what are we talking about?' kataku bingung.
"Hari minggu sodara2 mau pada buka puasa bersama dirumah, makanannya pake catering" kata mama memberitahu.
"Whaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat??" Rasa ngantuk hilang seketika. Aku mengambil nasi dengan perasaan shock.
Aku menjelaskan bahwa aku sudah pernah mencoba nelpon beberapa catering mulai dari catering kecil sampai catering besar (efek samping jadi sekretaris yang kerjaannya nelpon mulu), hasilnya.... BIG NO!!
Why?
Ini 7 alasan kenapa acara buka puasa tidak memerlukan catering (tanpa bermaksud merendahkan jasa catering manapun)
- Pada umumnya catering (bahkan catering kecil sekalipun) mempunyai minimal jumlah orang (bukan jumlah pemesanan). Artinya, kita harus menghitung berapa orang yang akan hadir dimana disisi lain sebetulnya lebih mudah memprediksi berapa orang yang akan hadir. Jumlah minimal orang kalau sampai 100 orang mungkin pihak catering akan mempertimbangkan. Tetapi kalau dibawah 100 orang siap-siap nego harga.
- Ini bukan acara besar seperti pernikahan atau sunatan yang mana kalau pakai catering akan sangat wajar. Tetapi ini hanya BU-KA PU-A-SA. Hanya membatalkan puasa doang tapi bareng-bareng. Lebih baik makan diluar cari tempat yang nyaman, daripada memakai catering. Jauh lebih mudah dan simple dan tidak perlu memakai adu debat untuk nego harga.
- Biasanya pihak catering dalam menentukan harga melihat kondisinya. Ini acara kecil dibawah 100 orang yang diadakan di minggu terakhir, which is mendekati lebaran. SUDAH PASTI pihak catering akan memakai kesempatan untuk membuat alasan memberikan harga mahal, "Yah, ini kan acara kecil apalagi deket lebaran, kebanyakan tukang masaknya udah pada mudik, belum lagi waktunya mepet, agak susah ya... Paling kalopun bisa harganya MAHAL". Alasan ini PASTI dan PASTI dipakai pihak catering.
- Dari segi agama, bulan Ramadhan seharusnya bulan untuk prihatin bagi yang tidak mampu, bukan malah berfoya-foya maha dahsyat untuk membeli makanan yang belum tentu rasanya enak plus kudu ada pake acara tawar menawar dulu. Belum harus tester! Kapan mau tester kalau puasa gini? Belum lagi kalau pihak catering ada paket dengan waiter dan waitress buat melayani makanan. Harga belum tentu termasuk ongkos transport dan tips!
- Kalau makan diluar jauh lebih mudah. Gak perlu nego harga. Tinggal datang, duduk, pesan, bayar. Makan deh! Masalah tips seikhlasnya aja.
- Kalau kekeuh tetap mau diadakan dirumah pun gapapa. Sistem yang dipakai adalah "COMOT SANA COMOT SINI". Artinya, beli aja makanan yang juaranya dimana dengan harga yang terjangkau. Contoh: Somay yang enak disana. Sate yang enak dan murah disini. Tinggal datang kesana, bilang sama abangnya mau beli berapa bungkus. Hidangkan dirumah! Done!
- Kalau tidak ada waktu untuk belinya, bisa juga sistem patungan seikhlasnya dari masing-masing keluarga. Kumpulkan uangnya, dan akupun bersedia membeli makanannya. Cincai banget!! Kalo perlu aku kasih bukti pembeliannya. Biarlah ongkos transport menjadi ladang amal aku pribadi.
- Masih denial?? Lo telpon aja sendiri ke catering. Urus deh semuanya. Aku angkat tangan. Lebih baik aku batalkan puasa hanya bermodalkan air putih dan kurma dibanding makan makanan catering yang belum tentu enak. Takutnya kalau makan, dan ternyata merasa kecewa dengan rasa dan harga yang tidak sebanding, malah jadi ga ikhlas lagi.
- Good luck with your choice. Whatever it is!
- Sorry kalau terdengar "rude" or "selfish" but that's the truth.
Semoga dapat diterima dengan baik. Terima kasih.